Kamis, 02 Juli 2020

PEMBELAJARAN PRAKARYA ONLINE SMPIT AR RAHMAH PACITAN


PROSES PEMBELAJARAN  (ONLINE) MATA PELAJARAN PRAKARYA KELAS 7 SEMESTER 1
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU AR RAHMAH PACITAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

                                                           

ABSENSI SISWA

Klik link di bawah untuk absensi siswa yang mengikuti pelajaran Prakarya

KOMPETENSI INTI
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.


KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami pengetahuan tentang jenis, sifat, karakter dan teknik pengolahan serat dan tekstil.
3.2 Memahami pengetahuan tentang prinsip perancangan, pembuatan dan penyajian produk kerajinan dari bahan serat dan tekstil yang kreatif dan inovatif
4.1 Memilih jenis bahan dan teknik pengolahan serat dan tekstil yang sesuai dengan potensi daerah setempat (misal: rumput/ ilalang, kapas, bulu domba, kulit kayu, kain, tali plastik dan lain-lain).
4.2 Merancang dan membuat dan menyajikan produk kerajinan dari bahan serat dan tekstil yang kreatif dan inovatif, sesuai dengan potensi daerah setempat (misal: rumput/ilalang, kapas, bulu domba, kulit kayu, kain, tali plastik dan lain-lain).
TUJUAN PEMBELAJARAN
Guru mampu mengarahkan peserta didik dalam:
1.    menyatakan pendapat tentang keragaman karya kerajinan dari bahan serat sebagai ungkapan rasa bangga sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan dan bangsa,
2.    memahami pengertian, sejarah, jenis, sifat, dari karakteristik dari bahan serat berdasarkan rasa ingin tahu dan peduli lingkungan,
3.    mengalami teknik pengolahan, produk dan prosedur pembuatan serta kemasan bahan serat berdasarkan karakter yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah setempat,
4.    merancang, membuat, menguji dan meng komunikasikan produk kerajinan bahan serat daerah setempat berdasarkan teknik dan prosedur yang tepat berdasarkan orisinalitas ide dan cita rasa estetis diri sendiri, dengan disiplin dan tanggung jawab.

MATERI



BAB I
KERAJINAN SERAT

A.    Pengertian Serat Alam.
Bahan serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan – potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Menurut kamus bahasa Indonesia, serat adalah suatu material yang perbandingan panjang dan lebarnya sangat besar dan molekul penyusunnya terorientasi, terutama kearah panjang. Serat kapas misalnya memiliki perbandingan panjang dan lebar mulai dari 500 (1 sampai dengan 1000).
Istilah serat sering dikaitkan dengan sayur – sayuran, buah – buahan dan tekstil. sayuran dan buah – buahan merupakan makanan berserat tinggi yang sangat baik bagi system pencernaan makanan. Serat sebagai bahan baku tekstil adalah serat – serat yang digunakan untuk aplikasi tekstil. Serat merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain. Sebagai bahan baku dalam pembuatan benang dan kain, serat memegang peranan penting. Sifat serat akan mempengaruhi sifat benang atau kain yang dihasilkan, baik dari pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara kimia. Bahan baku tekstil ini merupakan bahan pembuat pakaian dan kebutuhan lain.
Bahan serat alam dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Beberapa bukti sejarah mencatat bahwa bahan serat alam sudah dipergunakan sejak tahun 2640 SM. Negara yang pertama kali mengolah bahan serat alam adalah Cina. Cina sejak dahulu sudah menghasilkan serat sutera. Cina sangat tertarik dengan serat sutera yang dihasilkan dari ulat, bahan ini diolah menjadi benang untuk kebutuhan produk tekstil. Selain serat sutera, bahan serat alam lainnya berupa kapas. Pada tahun 1540 SM telah berdiri industry kapas di India.
Dalam perkembangannya, bahan serat alam digunakan di berbagai negara lainnya, seperti serat flax yang pertama digunakan di Swiss pada tahun 10000 SM dan serat wol mulai digunakan orang di Mesopotamia pada tahun 1000 SM. Selama ribuan tahun, serat flax, wol, sutera dan kapas telah melayani kebutuhan manusia paling banyak sepanjang masa. Pada awal abad ke – 20 mulai diperkenalkan serat buatan. Hingga saat ini telah bermacam – macam jenis serat buatan diproduksi.
Produksi bahan serat alam dari tahun ke tahun boleh dikatakan stabil. Namun persentase terhadap seluruh produksi serat tekstil makin lama makin menurun mengingat kenaikan produksi bahan serat buatan yang semakin tinggi. Hal ini disebabkan ketersediaan bahan serat alam sangat terbatas. Untuk memproduksi bahan serat alam juga dibutuhkan iklimyang mendukung.
Kondisi musim kemarau ataupun musim penghujan dapat mempengaruhi produksi bahan serat alam. Sifat bahan serat alam ada yang tahan akan iklim kemarau maupun kondisi musim penghujan. Meskipun bahan serat alam pada umumnya memiliki karakteristik yang sehat, tetapi dari sisi jumlah, sifat, bentuk dan ukurannya tentu mengalami hambatan. Jika bahan serat alam ini diproduksi terus – menerus akan mempengaruhi harga pasar. Semakin langka ketersediaan bahan serat alam,maka semakin mahal juga ongkos produksinya. Hal ini akan meningkatkan harga jual produk di pasar.

B.     Jenis Dan Karakteristik Bahan Serat.
Bahan serat alam berasal dari alam. Limbah serat alam mudah diurai dalam tanah. bahan serat alam yang dimaksud adalah bahan organic yang tidak diolah kembali melalui proses dan penambahan bahan kimiawi sehingga keasliannya tetap terjaga dan diutamakan. Bahan serat alam dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu yang berasal dari tumbuhan, hewan dan mineral. Dalam hal ini, kita akan mempelajari dan focus pada bahan dari tumbuhan dan hewan saja.
1.      Serat Dari Tumbuhan.
Serat yang berasal dari tumbuhan dapat dilihat berdasarkan bagian – bagian tumbuhan. Tidak semua tumbuhan memiliki kandungan yang dapat diolah menjadi serat alam. Hal ini disebabkan serat yang diinginkan sebagai bahan baku produk tekstil memiliki persyaratan. Diantara persyaratan tersebut adalah kuat, tahan lama, bentuknya tetap (tidak susut), permukaan yang halus ataupun bertekstur sesuai persyaratan produk.
Adapun serat yang berasal dari tumbuhan dapat diklasifikasi menjadi empat sebagai berikut :  

a.      Serat dari Biji.
Tumbuhan memiliki biji yang beraneka ragam. Beberapa biji telah memenuhi persyaratan untuk diolah sebagai bahan serat. Contohnya biji dari pohon kapas dan kapuk. Meskipun begitu, saat ini kapas dan kapuk sudah jarang dipergunakan untuk bahan baku produk tekstil. Hal ini disebabkan peminat kapas dan kapuk sudah mulai berkurang. Kapas lebih banyak dipergunakan orang sebagai bahan kosmetik dibandingkan untuk produk tekstil ataupun kerajinan lainnya.
b.      Serat dari Batang.
Setiap tumbuhan memiliki batang. Struktur batang yang dihasilkan tumbuhan tentunya tidak sama satu dengan lainnya. Jenis batang yang menghasilkan serat alam dapat berupa jenis batang yang berkambium ataupun tidak berkambium. Contohnya batang pohon anggrek, melinjo / ganemon, mahkota dewa, beringin, yonkori, flax, jute, rosella, henep, rami, urena, kenaf dan sunn.
c.       Serat dari Daun.
Tumbuhan yang dapat diolah sebagai bahan serat dari daunnya tidaklah banyak. Namun,banyak orang emanfaatkan serat dari daun sebagai bahan baku produk tekstil. Contohnya serat daun mending (purun tikus), daun nanas, daun pandan berduri, daun eceng gondok, daun abaka, daun sisal dan daun henequen.
d.      Serat berasal dari Buah.
Tumbuhan yang memiliki buah sangat banyak dan beragam. namun yang menghasilkan buah yang dapat diolah menjadi bahan serat alam tidaklah banyak. Buah yang sudah dimanfaatkan sebagai bahan serat adalah kelapa. Buah kelapa memiliki sabut yang melapisi buah. sabut tersebut telah banyak digunakan sebagai bahan serat.
Sabut buah kelapa memiliki banyak manfaat. semua jenis sabut, mulai dari sabut yang memiliki serat panjang, serat pendek, hingga debus abut dapat dimanfaatkan semuanya. Namun yang dipergunakan sebagai serat hanyalah yang memiliki potongan – potongan panjang. Selanjutnya, serat ini diolah kembali menjadi bahan baku.

2.      Serat Dari Hewan.
Serat yang berasal dari hewan banyak disukai oleh negara – negara Eropa. serat tersebut memiliki tekstur yang lembut dan halus. Sifat serat hewan menghangatkan sehingga orang – orang yang tinggal di daerah musim dingin sangat memanfaatkan serat ini. bagian hewan yang dimanfaatkan seratnya adalah bulu. Bulu hewan yang paling banyak diolah sebagai bahan baku serat produk tekstil diantaranya staple dan filament. Di bawah ini dijelaskan penggolongannya.

a.      Serat dari Stapel.
Stapel merupakan serat yang berbentuk rambut hewan yang disebut dengan wol. Contohnya domba, alpaca, unta, cashmer, mohair, kelinci dan vicuna. Rambut hewan yang paling banyak digunakan adalah wol dari bulu domba.
b.      Serat dari Filamen.
Filamen merupakan serat yang berbentuk jaringan. Contohnya adalah serat yang berasal dari larva ulat sutera yang digunakan untuk membentuk kepompong. Kepompong inilah yang merupakan serat lalu dipintal menjadi benang.
Karakteristik bahan serat alam yang menjadi perhatian adalah pada permukaan seratnya, seperti kehalusan, kekuatan, daya serap dan kemuluran atau elastisitas. Bahan tekstil dari selulosa (kapas) memiliki beberapa karakteristik seperti bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur dan mudah terbakar.
Sementara serat sutra mempunyai ciri – ciri berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, tahan terhadap sinar matahari daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur, mudah terbakar, berbau seperti rambut terbakar, bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, serta mudah dihancurkan. Serat wol mempunyai ciri – ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi dan merupakan penahan panas yang bail, tahan terhadap jamur dan bakteri.
Berdasarkan karakteristik tersebut, kita dapat melakukan perawatan pada bahan serat alam lebih maksimal. Hal ini dilakukan agar kualitas bahan serat tetap terjaga dan tahan lama.

C.    Pengolahan Bahan Serat.
Sebelum membuat produk kerajinan, tentunya perajin harus melakukan proses pengolahan terhadap bahan tekstil. Proses pengolahan masing –masing bahan tekstil secara umum sama. Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Langkah – langkahnya sebagai berikut :
1.      Pemintalan Benang.
Dari proses pemilihan serat akan dilanjutkan pengolahan kapas menjadi benang yang di sebut pemintalan.
2.      Penggulungan Benang.
Benang yang sudah dipintal akan digulung menggunakan alat penggulung benang.
3.      Pencelupan Warna.
Benang di proses dengan pencelupan untuk memperoleh warna yang kuat. Selanjutnya benang dikeringkan.
4.      Penenunan Benang Menjadi Kain.
Setelah kering, benang dapat ditindaklanjuti dengan proses penenunan menjadi kain.
Benang yang telah menjadi bahan baku dapat digunakan untuk membuat macramé dan tapestry, sedangkan kain dapat digunakan untuk membuat kain ikat celup.


D.    Proses Produksi Kerajinan Bahan Serat.
Teknik dasar kerajinan tekstil adalah segala cara yang digunakan untuk membentuk atau mengolah bahan tekstil. Adapun teknik yang digunakan sangat beragam. Penggunaan teknik dasar ini disesuaikan dengan kerajinan yang akan dibuat. Dengan demikian, penggunaan teknik dasar menjadi tepat sasaran.
Adapun teknik – teknik dasar dalam keterampilan kerajinan tekstil yang dapat digunakan untuk memproduksi kerajinan ikat celup, macramé, dan tapestry sebagai berikut :
a.      Menenun.
Teknik menenun dapat digunakan untuk pembuatan produk kerajinan tapestry. Menenun menggunakan alat spanram atau bingkai yang direntangkan benang – benang berfungsi sebagai jalur jalannya benang tenunan atau pakan.
b.      Menjahit.
Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain dan bahan – bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat dilakukan dengan tangan (Manual) atau mesin jahit. dalam pembuatan kain ikat celup diperlukan teknik menjahit untuk merintang warna.
c.       Mengikat.
Mengikat adalah teknik menyatukan dua benang / lebih membentuk ikatan yang diinginkan. Mengikat dapat pula diartikan menyatuka helaian kain yang satu dengan lainnya mennggunakan alat pengikat untuk membentuk pola tertentu. Ikatan ini dapat berupa simpul ataupun pola warna.


E.     Produk Dan Proses Kerajinan Bahan Serat.
Dalam pembuatan produk kerajinan perlu memahami dahulu seperti apa membuat karya yang berkualitas, maka dalam proses penciptaannya harus mengacu pada persyaratan. Adapun syarat – syarat perancangan benda kerajinan sebagai berikut :
1.      Kegunaan (Utility).
Benda kerajinan harus mengutamakan nilai praktis, yaitu dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Contoh mangkuk untuk wadah sayur.
2.      Kenyamanan (Comfortable).
Benda kerajinan harus menyenangkan dan memberi kenyamanan bagi pemakainya. Contoh cangkir didesain ada pegangannya.
3.      Keluwesan (Flexibility).
Benda kerajinan harus memiliki keserasian antara bentuk dan wujud benda dengan nilai gunanya. Contoh sepatu sesuai dengan anatomi dan ukuran kaki.
4.      Keamanan (Safety).
Benda kerajinan tidak boleh membahayakan pemakainya. Contoh piring dari serat kelapa harus mempertimbangkan komposisi zat pelapis / pewarna yang dipakai agar tidak berbahaya jika digunakan sebagai wadah makanan.
5.      Keindahan (Aestetic).
Benda yang indah mempunyai daya tarik lebih disbanding beda yang biasa – biasa saja. Keindahan sebuah benda dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya dari bentuk, hiasan atau ornament dan bahan bakunya.



 APLIKASI YANG DI PAKAI
Klik link untuk ikut gabung pembelajaran online lewat google meet

PENUNJANG MATERI
 Klik link penunjang materi di atas
1. link youtube pengertian kerajinan serat

LATIHAN
 Klik link di bawah ini untuk mengikuti latihan


EVALUASI
catatan :
1. nilai diambil dari absen dan mengikuti seluruh tugas yang di berikan
2. pertemuan selanjutnya penilaian harian pada bab kerajinan serat


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

Definition List

Unordered List

Support