PROSES PEMBELAJARAN (ONLINE) MATA
PELAJARAN PRAKARYA KELAS 7 SEMESTER 1
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU AR
RAHMAH PACITAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
ABSENSI SISWA
Klik link di bawah untuk absensi siswa yang mengikuti pelajaran Prakarya
KOMPETENSI INTI
|
|
|
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
|
|
|
|
|
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
|
|
|
|
|
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami pengetahuan tentang jenis, sifat,
karakter dan teknik pengolahan serat dan tekstil.
|
|
|
3.2 Memahami pengetahuan tentang prinsip
perancangan, pembuatan dan penyajian produk kerajinan dari bahan serat dan
tekstil yang kreatif dan inovatif
|
|
|
|
4.1 Memilih jenis bahan dan teknik pengolahan serat
dan tekstil yang sesuai dengan potensi daerah setempat (misal: rumput/
ilalang, kapas, bulu domba, kulit kayu, kain, tali plastik dan lain-lain).
|
|
|
4.2 Merancang dan membuat dan menyajikan produk
kerajinan dari bahan serat dan tekstil yang kreatif dan inovatif, sesuai
dengan potensi daerah setempat (misal: rumput/ilalang, kapas, bulu domba,
kulit kayu, kain, tali plastik dan lain-lain).
|
|
|
|
|
|
|
TUJUAN PEMBELAJARAN
Guru mampu mengarahkan peserta didik
dalam:
1. menyatakan pendapat tentang keragaman karya kerajinan dari bahan serat
sebagai ungkapan rasa bangga sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan dan bangsa,
2. memahami pengertian, sejarah, jenis, sifat, dari karakteristik dari bahan
serat berdasarkan rasa ingin tahu dan peduli lingkungan,
3. mengalami teknik pengolahan, produk dan prosedur pembuatan serta kemasan
bahan serat berdasarkan karakter yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan
wilayah setempat,
4. merancang, membuat, menguji dan meng komunikasikan produk kerajinan bahan
serat daerah setempat berdasarkan teknik dan prosedur yang tepat berdasarkan
orisinalitas ide dan cita rasa estetis diri sendiri, dengan disiplin dan
tanggung jawab.
MATERI
BAB I
KERAJINAN SERAT
A. Pengertian Serat Alam.
Bahan serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan – potongan komponen
yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Menurut kamus bahasa Indonesia,
serat adalah suatu material yang perbandingan panjang dan lebarnya sangat besar
dan molekul penyusunnya terorientasi, terutama kearah panjang. Serat kapas
misalnya memiliki perbandingan panjang dan lebar mulai dari 500 (1 sampai
dengan 1000).
Istilah serat sering dikaitkan dengan sayur – sayuran, buah – buahan dan
tekstil. sayuran dan buah – buahan merupakan makanan berserat tinggi yang
sangat baik bagi system pencernaan makanan. Serat sebagai bahan baku tekstil
adalah serat – serat yang digunakan untuk aplikasi tekstil. Serat merupakan
bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain. Sebagai bahan baku
dalam pembuatan benang dan kain, serat memegang peranan penting. Sifat serat
akan mempengaruhi sifat benang atau kain yang dihasilkan, baik dari pengolahan
secara mekanik maupun pengolahan secara kimia. Bahan baku tekstil ini merupakan
bahan pembuat pakaian dan kebutuhan lain.
Bahan serat alam dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Beberapa
bukti sejarah mencatat bahwa bahan serat alam sudah dipergunakan sejak tahun
2640 SM. Negara yang pertama kali mengolah bahan serat alam adalah Cina. Cina
sejak dahulu sudah menghasilkan serat sutera. Cina sangat tertarik dengan serat
sutera yang dihasilkan dari ulat, bahan ini diolah menjadi benang untuk
kebutuhan produk tekstil. Selain serat sutera, bahan serat alam lainnya berupa
kapas. Pada tahun 1540 SM telah berdiri industry kapas di India.
Dalam perkembangannya, bahan serat alam digunakan di berbagai negara
lainnya, seperti serat flax yang pertama digunakan di Swiss pada tahun 10000 SM
dan serat wol mulai digunakan orang di Mesopotamia pada tahun 1000 SM. Selama
ribuan tahun, serat flax, wol, sutera dan kapas telah melayani kebutuhan
manusia paling banyak sepanjang masa. Pada awal abad ke – 20 mulai
diperkenalkan serat buatan. Hingga saat ini telah bermacam – macam jenis serat
buatan diproduksi.
Produksi bahan serat alam dari tahun ke tahun boleh dikatakan stabil. Namun
persentase terhadap seluruh produksi serat tekstil makin lama makin menurun
mengingat kenaikan produksi bahan serat buatan yang semakin tinggi. Hal ini
disebabkan ketersediaan bahan serat alam sangat terbatas. Untuk memproduksi
bahan serat alam juga dibutuhkan iklimyang mendukung.
Kondisi musim kemarau ataupun musim penghujan dapat mempengaruhi produksi
bahan serat alam. Sifat bahan serat alam ada yang tahan akan iklim kemarau
maupun kondisi musim penghujan. Meskipun bahan serat alam pada umumnya memiliki
karakteristik yang sehat, tetapi dari sisi jumlah, sifat, bentuk dan ukurannya
tentu mengalami hambatan. Jika bahan serat alam ini diproduksi terus – menerus
akan mempengaruhi harga pasar. Semakin langka ketersediaan bahan serat
alam,maka semakin mahal juga ongkos produksinya. Hal ini akan meningkatkan
harga jual produk di pasar.
B. Jenis Dan Karakteristik Bahan Serat.
Bahan serat alam berasal dari alam. Limbah serat alam mudah diurai dalam
tanah. bahan serat alam yang dimaksud adalah bahan organic yang tidak diolah
kembali melalui proses dan penambahan bahan kimiawi sehingga keasliannya tetap
terjaga dan diutamakan. Bahan serat alam dapat digolongkan menjadi tiga jenis,
yaitu yang berasal dari tumbuhan, hewan dan mineral. Dalam hal ini, kita akan
mempelajari dan focus pada bahan dari tumbuhan dan hewan saja.
1. Serat Dari Tumbuhan.
Serat yang berasal dari tumbuhan dapat dilihat berdasarkan bagian – bagian
tumbuhan. Tidak semua tumbuhan memiliki kandungan yang dapat diolah menjadi
serat alam. Hal ini disebabkan serat yang diinginkan sebagai bahan baku produk
tekstil memiliki persyaratan. Diantara persyaratan tersebut adalah kuat, tahan
lama, bentuknya tetap (tidak susut), permukaan yang halus ataupun bertekstur
sesuai persyaratan produk.
Adapun serat yang berasal dari tumbuhan dapat diklasifikasi menjadi empat
sebagai berikut :
a. Serat dari Biji.
Tumbuhan memiliki biji yang beraneka ragam. Beberapa biji telah memenuhi
persyaratan untuk diolah sebagai bahan serat. Contohnya biji dari pohon kapas
dan kapuk. Meskipun begitu, saat ini kapas dan kapuk sudah jarang dipergunakan
untuk bahan baku produk tekstil. Hal ini disebabkan peminat kapas dan kapuk
sudah mulai berkurang. Kapas lebih banyak dipergunakan orang sebagai bahan
kosmetik dibandingkan untuk produk tekstil ataupun kerajinan lainnya.
b. Serat dari Batang.
Setiap tumbuhan memiliki batang. Struktur batang yang dihasilkan tumbuhan
tentunya tidak sama satu dengan lainnya. Jenis batang yang menghasilkan serat
alam dapat berupa jenis batang yang berkambium ataupun tidak berkambium.
Contohnya batang pohon anggrek, melinjo / ganemon, mahkota dewa, beringin,
yonkori, flax, jute, rosella, henep, rami, urena, kenaf dan sunn.
c. Serat dari Daun.
Tumbuhan yang dapat diolah sebagai bahan serat dari daunnya tidaklah
banyak. Namun,banyak orang emanfaatkan serat dari daun sebagai bahan baku
produk tekstil. Contohnya serat daun mending (purun tikus), daun nanas, daun
pandan berduri, daun eceng gondok, daun abaka, daun sisal dan daun henequen.
d. Serat berasal dari Buah.
Tumbuhan yang memiliki buah sangat banyak dan beragam. namun yang
menghasilkan buah yang dapat diolah menjadi bahan serat alam tidaklah banyak.
Buah yang sudah dimanfaatkan sebagai bahan serat adalah kelapa. Buah kelapa
memiliki sabut yang melapisi buah. sabut tersebut telah banyak digunakan
sebagai bahan serat.
Sabut buah kelapa memiliki banyak manfaat. semua jenis sabut, mulai dari
sabut yang memiliki serat panjang, serat pendek, hingga debus abut dapat
dimanfaatkan semuanya. Namun yang dipergunakan sebagai serat hanyalah yang
memiliki potongan – potongan panjang. Selanjutnya, serat ini diolah kembali
menjadi bahan baku.
2. Serat Dari Hewan.
Serat yang berasal dari hewan banyak disukai oleh negara – negara Eropa.
serat tersebut memiliki tekstur yang lembut dan halus. Sifat serat hewan
menghangatkan sehingga orang – orang yang tinggal di daerah musim dingin sangat
memanfaatkan serat ini. bagian hewan yang dimanfaatkan seratnya adalah bulu.
Bulu hewan yang paling banyak diolah sebagai bahan baku serat produk tekstil
diantaranya staple dan filament. Di bawah ini dijelaskan penggolongannya.
a. Serat dari Stapel.
Stapel merupakan serat yang berbentuk rambut hewan yang disebut dengan wol.
Contohnya domba, alpaca, unta, cashmer, mohair, kelinci dan vicuna. Rambut
hewan yang paling banyak digunakan adalah wol dari bulu domba.
b. Serat dari Filamen.
Filamen merupakan serat yang berbentuk jaringan. Contohnya adalah serat
yang berasal dari larva ulat sutera yang digunakan untuk membentuk kepompong.
Kepompong inilah yang merupakan serat lalu dipintal menjadi benang.
Karakteristik bahan serat alam yang menjadi perhatian adalah pada permukaan
seratnya, seperti kehalusan, kekuatan, daya serap dan kemuluran atau
elastisitas. Bahan tekstil dari selulosa (kapas) memiliki beberapa
karakteristik seperti bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah
menyerap keringat, rentan terhadap jamur dan mudah terbakar.
Sementara serat sutra mempunyai ciri – ciri berkilau, sangat bagus dan
lembut, tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, tahan terhadap
sinar matahari daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur, mudah terbakar,
berbau seperti rambut terbakar, bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat,
serta mudah dihancurkan. Serat wol mempunyai ciri – ciri agak kuat, tidak
berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi dan merupakan penahan
panas yang bail, tahan terhadap jamur dan bakteri.
Berdasarkan karakteristik tersebut, kita dapat melakukan perawatan pada
bahan serat alam lebih maksimal. Hal ini dilakukan agar kualitas bahan serat
tetap terjaga dan tahan lama.
C. Pengolahan Bahan Serat.
Sebelum membuat produk kerajinan, tentunya perajin harus melakukan proses pengolahan
terhadap bahan tekstil. Proses pengolahan masing –masing bahan tekstil secara
umum sama. Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin.
Langkah – langkahnya sebagai berikut :
1. Pemintalan Benang.
Dari proses pemilihan serat akan dilanjutkan pengolahan kapas menjadi
benang yang di sebut pemintalan.
2. Penggulungan Benang.
Benang yang sudah dipintal akan digulung menggunakan alat penggulung
benang.
3. Pencelupan Warna.
Benang di proses dengan pencelupan untuk memperoleh warna yang kuat.
Selanjutnya benang dikeringkan.
4. Penenunan Benang Menjadi Kain.
Setelah kering, benang dapat ditindaklanjuti dengan proses penenunan
menjadi kain.
Benang yang telah menjadi bahan baku dapat digunakan untuk membuat macramé
dan tapestry, sedangkan kain dapat digunakan untuk membuat kain ikat celup.
D. Proses Produksi Kerajinan Bahan Serat.
Teknik dasar kerajinan tekstil adalah segala cara yang digunakan untuk
membentuk atau mengolah bahan tekstil. Adapun teknik yang digunakan sangat
beragam. Penggunaan teknik dasar ini disesuaikan dengan kerajinan yang akan
dibuat. Dengan demikian, penggunaan teknik dasar menjadi tepat sasaran.
Adapun teknik – teknik dasar dalam keterampilan kerajinan tekstil yang
dapat digunakan untuk memproduksi kerajinan ikat celup, macramé, dan tapestry
sebagai berikut :
a. Menenun.
Teknik menenun dapat digunakan untuk pembuatan produk kerajinan tapestry.
Menenun menggunakan alat spanram atau bingkai yang direntangkan benang – benang
berfungsi sebagai jalur jalannya benang tenunan atau pakan.
b. Menjahit.
Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain dan bahan – bahan lain yang bisa
dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat dilakukan dengan tangan
(Manual) atau mesin jahit. dalam pembuatan kain ikat celup diperlukan teknik
menjahit untuk merintang warna.
c. Mengikat.
Mengikat adalah teknik menyatukan dua benang / lebih membentuk ikatan yang
diinginkan. Mengikat dapat pula diartikan menyatuka helaian kain yang satu
dengan lainnya mennggunakan alat pengikat untuk membentuk pola tertentu. Ikatan
ini dapat berupa simpul ataupun pola warna.
E. Produk Dan Proses Kerajinan Bahan Serat.
Dalam pembuatan produk kerajinan perlu memahami dahulu seperti apa membuat
karya yang berkualitas, maka dalam proses penciptaannya harus mengacu pada
persyaratan. Adapun syarat – syarat perancangan benda kerajinan sebagai
berikut :
1. Kegunaan (Utility).
Benda kerajinan harus mengutamakan nilai praktis, yaitu dapat digunakan
sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Contoh mangkuk untuk wadah sayur.
2. Kenyamanan (Comfortable).
Benda kerajinan harus menyenangkan dan memberi kenyamanan bagi pemakainya.
Contoh cangkir didesain ada pegangannya.
3. Keluwesan (Flexibility).
Benda kerajinan harus memiliki keserasian antara bentuk dan wujud benda
dengan nilai gunanya. Contoh sepatu sesuai dengan anatomi dan ukuran kaki.
4. Keamanan (Safety).
Benda kerajinan tidak boleh membahayakan pemakainya. Contoh piring dari
serat kelapa harus mempertimbangkan komposisi zat pelapis / pewarna yang
dipakai agar tidak berbahaya jika digunakan sebagai wadah makanan.
5. Keindahan (Aestetic).
Benda yang indah mempunyai daya tarik lebih disbanding beda yang biasa –
biasa saja. Keindahan sebuah benda dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya
dari bentuk, hiasan atau ornament dan bahan bakunya.
APLIKASI YANG DI PAKAI
Klik link untuk ikut gabung pembelajaran
online lewat google meet
PENUNJANG MATERI
Klik
link penunjang materi di atas
LATIHAN
Klik
link di bawah ini untuk mengikuti latihan
EVALUASI
catatan :
1. nilai diambil dari absen dan mengikuti seluruh tugas yang di berikan
2. pertemuan selanjutnya penilaian harian pada bab kerajinan serat